Jumat, 24 November 2017

FILM INSPIRASI : PEMBERIAN TERAKHIR

Film pendek ialah salah satu bentuk film paling simple dan paling kompleks. Di awal perkembangannya film pendek sempat dipopulerkan oleh comedian Charlie Chaplin. Secara teknis film pendek merupakan film yang memiliki durasi di bawah 50 menit. Sumber :Wikipedia





Bagaimana menuangkan ide kedalam film pendek , dibatasi durasi tapi mampu menyampaikan ide secara lengkap.   Pada bulan oktober 2017 saya memulai kerjasmaa project film pendek kecil dengan tema “ halalin “ . Saya belerjasmaa dengan Riza pahlevi” sutradara film pendek horor “ makmum” yang pernah viral di media sosial. 

film pendek ini Sebenarnya ini adalah sebuah kampanye  mengenai produk Halal. Agak susah juga memasukan ide film yang bisa berkaitan dengan kampanye iklan produknya. kami tidak mau terlihat langsung menjual sehingga membuat penonton film pendeknya menjadi bosan dan akhirnya makna produknya tidak dapat di tangkap audience.  

Tema  Halal akhirnya kami masukan kedalam sebuah artian “ menikah “ halalin aja. Yaitu menghalalkan hubungan dengan cara menikah, yang artinya sudah dalam hubungan halal. memasukan produk dalam sebuah film tanpa memaksakan itu sangat susah, karena kami berharap ini bukan film iklan tapi sebuah film yang memang mempunyai pesan kuat dan juga menghibur. 

Mau nonton film pendek “ pemberian terakhir” silahkan klik di link  : 


Rabu, 16 Agustus 2017

FILM CATATAN AKHIR KULIAH, BUAT KAMI BANGGA.





Film catatan akhir kuliah adalah karya pertama saya sebagai seorang penulis skenario dan produser. sebenarnya tidak ada bermimpi bisa masuk ke industri film indonesia. takdirlah yang bisa membuat saya berkarya di perfilman indonesia. 


Alhamdulillah karya pertama kami ini membuat sebuah prestasi yang kami tidak pernah impikan. Karena film inilah kami lolos sebagai nominasi penulisan skenario adaptasi di FFI 2015.


Kebanggaan kami semakin bertambah setelah mendapat review yang sangat bagus dari seorang prof di kampus IPB. 


Berikut kutipan tulisan yang post di Facebook oleh seorang prof M Firdaus ( IPB ) 


"Film Kampus"

M. Firdaus

Cerita ke-112


Sudah lama ingin nonton film Catatan Akhir Kuliah, baru kemarin kesampaian. Karena sudah masuk ke film rilis anyar di Garuda. Lumayan banget, promosi gratis IPB. Katanya "orang sibuk" itu nonton film cuma di atas pesawat. Berarti saya bukan masuk golongan ini dong ya, karena kadang masih nyempetin nonton hemat di 21 atau film-film hasil download-an dari mahasiswa


Film yang diangkat dari novel salah satu mahasiswa IPB. Ya civitas dan alumni IPB tidak sedikit yang mempunyai talenta dalam menulis. Banyak yang menjadi perintis atau pimpinan redaksi media cetak terbesar di Indonesia. Institut Publisitas Bogor. Novelis dan sastrawan banyak lahir di IPB, bahkan yang hanya beberapa semester saja di IPB (seingat saya beliau yang teman sekelas saya dulu kemudian tidak menyesaikan sarjananya di mana-mana) menjadi novelis dan jurnalis perempuan ternama di Indonesia saat ini.


Acapkali saat saya ditugaskan promosi oleh IPB kepada siswa SMA atau ketika ngajar mahasiswa tingkat pertama, pertanyaan favorit dari saya adalah "Siapa yang sudah nonton 5 cm?" Biasanya hampir semua mengangkat tangan. "Siapa yang sudah nonton Perahu Kertas?" Seringnya separo lebih angkat tangan. Nah saat pertanyaan ketiga: "siapa yang sudah nonton 9 Summers 10 Autums?" Hanya dua atau terbilang jari dari ratusan bahkan ribuan yang angkat tangan. Fim-film ini berkisah tentang dunia mahasiswa saat di kampus.


Film yang ketiga tersebut menurut saya salah satu film yang "fully recommended" untuk ditonton. Mengisahkan perjuangan Iwan Setiawan dengan latar belakang keluarga yang sangat terbatas, namun setelah lulus dari IPB mampu meraih sukses di perusahaan riset pemasaran ternama di dunia, menjadi salah satu pimpinan di kantor pusat di New York. Selalu saya ikuti dengan promosi novel IBUK, yang membacanya akan membuat mata merembes mili kata anak muda sekarang.  Sering juga saya sms Mas Iwan, saya promosiin loh ke anak-anak novelnya ini. Minimal buat hadiah kalau mahasiswa dapat nilai ujian paling tinggi di kelas (semoga jadi inspirasi bagi dosen lain heee...). Cuma film ini meski diputar juga di cinema untuk beberapa saat, penontonnya tidak seramai yang lain. Maklumlah  mungkin promosinya kurang jor-joran, karena film pun dibuat sebagian atas dukungan perhimpunan masyarakat Indonesia di New York. 


Film tentang Iwan Setiawan ini mengambil setting full di kampus IPB lama Baranangsiang. Beberapa  adegan diambil di ruang kuliah yang batu pertamanya diletakkan oleh founding father negara, Soekarno. Bangunan yang dibuat dengan kualitaa prima sehingga masih berdiri kokok hingga sekarang.


Untuk lokasi kost-an mahasiswa diambil daerah Babakan yang merupakan tempat tinggal favorit mahasiswa yang berasal dari golongan ekonomi terbatas. Lazimnya film, dikisahkan bagaimana perjuangan mahasiswa yang datang langsung dari kampung dan pada hari itu harus menginap malamnya di kost-an karena tidak ada alokasi untuk menginap di hotel berbintang, atau untuk survey pendahuluan yang biasanya dilakukan oleh orang tua mahasiswa yang berkelebihan.


Kembali ke film Catatan Akhir Kuliah, karena mengisahkan mahasiswa yang baru lulus akhir-akhir ini, maka kampus Darmaga menjadi setting-mya. Meski Tugu Kujang yang merupakan land mark Kota Bogor beberapa kali ditayangkan saat pindah adegan.


Ada beberapa CATATAN dari saya tentang film ini:

* Sisi lain mahasiswa IPB diangkat. Ada adegan Sam yang menjadi tokoh utama diajak temannya demo ke jalan. Mungkin pesan bahwa mahasiswa jangan jadi "kupu-kupu" (kuliah - pulang ke kost-an). Mahasiswa yang kesehariannya di ruang kelas dan lab, tidak terlalu peduli dengan lingkungan sosialnya. Tapi tidak juga digambarkan setiap harinya menjadi "kura-kura" (kuliah - rapat), yang banyak juga dilakoni mahasiswa IPB.  Di kampus yang dikenal "religius" ini digambarkan ada juga anak-anak yang tidak semuanya menganggap "pacaran" itu tidak halal. Mahasiswa yang coba merajut asmara saat kuliah memang menjadi warna utama film ini. Yang bagi separo mahasiswa IPB, pacaran adalah hal yang "tabu" (standar: taaruf - lamar - nikah).


*Proses akademik di IPB masih konsisten: ketat. Imajinasi skenario dalam film ini patut diacungin jempol. Momok utama mahasiswa IPB adalah menyelesaikan skripsi. Mayoritas mahasiswa bisa menuntaskan mata kuliah di kelas selama 7 sd 8 semester. Namin tidak sedikit yang kemudian menjadi KADAl, istilah untuk yang kadaluarsa karena harus menyelesaikan tugas akhir skripsi sampai lebih dari 2 tahun. Di film ini diganbarkan sosok dosen yang mencoreti hampir setiap halaman draft "proposal" penelitiannya dan si mahasiswa harus berkali-kali menghadap dosen prmbimbingnya untuk sebuah  RENCANA penelitian. Film ini dengan apik bisa memberikan pesan bahwa saat proposal penelitian sudah selesai dengan baik, berarti 50 persen riset sudah dijalankan. Proses seminar hasil dan ujian sidang skripsi juga digambarkan dengan teliti. Bisa mencerminkan gaya dosen dan mahasiswa IPB yang khas saat melakoninya. Ditambah dengan adanya staf dari Humas IPB yang memainkan peran sebagai dosen pembimbing pendamping.


*Jantung IPB adalah pangan. Di film ini seringkali ditayangkan aktivitas di sat kuliah dan praktikum. Digambarkan sosok Sam yang cerdas, menguasai materi perkuliahan terkait sains biokimia/gizi. IPB sekali. Yang membuat saya senang, Fakultas Peternakan diekspos cukup detail. Sisi "kehewanan" IPB tergambar cukup jelas. Untuk menambah lakunya film, diambil sosok Budi 123 yang seingat saya menjadi asisten praktikum yang banyak menghabiskan waktu di kandang bersama kambing. Ya, sarjana peternakan boleh saja ada yang kerja di perbankan, tetapi memegang top position di perusahaan peternakan ternama atau enterpreneur yang berhasil sehingga masalah daging dan kekurangan protein hewani bangsa ini bisa terpecahkan.


*Sosok anak-anak IPB yang berasal dari penjuru tanah air, berpenampilan sederhana, namun bernas. Tidak hanya Sam, teman-temannya juga terlihat datang ke kampus dengan tampilan pakaian yang tidak berlebihan. IPB adalah milik nasional. Dari pelosok Aceh sampai Papua datang ke IPB. Mereka juga mendapat kuliah dari dosen-dosen yang juga berasal dari berbagai daerah. Saya selalu mengabsen mahasiswa di kelas darimana saja asal mereka. Saat mahasiswa menjawab dari Cianjur, maka akan saya tanya Desa Campaka Mulya. Manakala ada yang menjawab dari Pasuruan, akan saya tanya sudah pernahkan ke Gunung Bentar. Dan banyak sekali meski kadang itu adalah mahasiswa Pascsarjana, yang kurang wawasan kedaerahannya. 


*Budaya salam di IPB. Tidak semua kampus atau sekolah membudayakan mengucap salam bagi yang muslim saat bertemu atau berpisah. Di film ini Sam dan teman-temannya selalu mengucapkan Assalammualaikum. Demikian pula saat bertemu dan pamit dengan dosennya. 


Nonton film ini setidaknya penonton disodori info IPB. Meskipun warna yang nampak bukan mewakili wajah mahasiswa IPB seluruhnya. Setidaknya film ini menampilkan salah satu warna di IPB, seperti beragam corak warna-warna bendera fakultas yang ada di IPB.


Tentunya kewajiban kami para pendidik adalah menuntun mereka memilih kuas yang terbaik, mengajarkan mereka bagaimana cara memgkombinasikan "mejiku hibiniu". Sampai mereka mampu menorehkan imajinasinya di atas kanvas kehidupan.Tentu menjadi wali bagi mereka, karena saat orang tua menghantarkan anaknya untuk registrasi, mereka semua membayangkan akan kembali lagi untuk memyaksikan anaknya berdandan dengan toga. Semoga langkah kami menjadi ladang amal kebaikan. Amin.


mau nonton film catatan akhir kuliah secara resmi berikut kami sertakan link untuk di tonton, mohon jangan di dowload atau di edarkan secara elegal, cukup nonton di link resmi kami saya :













Minggu, 23 Juli 2017

FOTO ROMANTIS RICKY HARUN & PAMELA BOWIE

Film The chocolate chance mempertemukan pertama kali ricky harun & pamela bowie. FILm the Chocolate chance sudah rilis pada tanggal 2 Feb 2017 lalu, tapi masih banyak yang suka dengan penampilan ricky harun & pamela bowie, nah  berikut adalah adegan adegan Romantis Ricky harun dan pamela bowie di film The chocolate chance. jangan BAPER YA.


Ricky harun sedeang mengusap air mata pamela bowie
 
 
Ricky harun dan Pamela bowie masih pantes pakai seragam SMA
 
 
Wajah cute Ricky harun dan pamela bowie
 
 
siapa yang mau di bonceng ricky harun?. 

Mau lihat trailer officialnya The chocolate chance silahkan kunjungi chanel yotube : https://youtu.be/EwmAADNVj-g
 
 

Minggu, 20 November 2016

3 Composers Jadi pengisi Original soundtrack Film The chocolate chance.




3 Composer merupakan sebuah grup musik asal Indonesia yang dibentuk pada tahun 2012. Grup musik ini beranggotakan 3 orang hits maker yaitu Tengku Shafick, Bemby Noor dan Mario Kacang. Disebut sebagai hits maker, karena sebagai komposer, masing-masing dari mereka telah menciptakan lagu-lagu luar biasa yang sukses dibawakan oleh penyanyi-penyanyi hits Indonesia maupun luar negeri. 

Darihati Films sebagi rumah produksi Film layar Lebar Film The Chocolate Chance, mempercayakan kepada 3 composers untuk mengisi soundtrak film yang bakal tayang 2 februari 2017. Karjasama ini diharapkan bisa menyatu antara musik dan filmnya nanti. 

"   Cita tak pernah salah ' dipilih menjadi judul OST film The chocolate chance, sebagai inti dari kisah Film ini.  Lagu ini sudah bisa di request di radio-radio seluruh indonesia mulai tanggal 11 november 2016.

Adapun isi lirik lagu Cinta tak pernah salah sebagai berikut :

mengapa terjadi
kesempatan yang tak mungkin
bahagia menjadi
dilema yang harus ku pilih

hati hanya satu tuk dimiliki
namun dua cinta menghampiri
haruskah terbagi walau takkan sempurna
tuk dijalani

cinta takkan pernah salah
hanya waktunya tak tepat
cinta kan mengerti dan memilih
yang terbaik untuk kita

bahagia menjadi
dilema yang harus ku pilih

hati hanya satu tuk dimiliki
namun dua cinta menghampiri
haruskah terbagi walau takkan sempurna
tuk dijalani hooo oooo

bahagia kan menjadi dilema huuu

cinta takkan pernah salah
hanya waktunya tak tepat
cinta kan mengerti dan memilih
yang terbaik untuk kita

cinta takkan pernah salah (cinta takkan pernah salah)
hanya waktunya tak tepat (cinta takkan pernah salah)
cinta kan mengerti dan memilih yang terbaik untuk kita 

Berikut Link official Vide klip OST Film The Chocolate chance :

https://youtu.be/1wWzyQ40E_U

FILM The chocolate chance Tayang 2 Februari 2017

Dari  sudut sebuah café cokelat,
menyajikan manis pahit cinta…
Ini kisah tentang tiga hati yang dipertemukan secangkir coklat hangat…
Berusaha untuk saling menjaga,
menahan untuk tidak saling menorehkan luka…
Kepada siapa hati harus diletakan… 



Sinopsis.
Menceritakan Orvala Theobroma ( Pamela Bowie), perempuan pecinta cokelat. Bahkan namanya pun beraroma cokelat.  Salah satu impian Orvala  adalah bekerja dalam hal yang berhubungan dengan coklat
Impiannya terwujud ketika bertemu Aruna Handrian( Miqdad Addausy), kekasihnya yang mengajak Orvala untuk bergabung mengelola sebuah kafe coklat, FeddeVelten Cafe, yang berkonsep Eropa.
Di Fedde Velten Cafe, Orvala menumpahkan segala passion-nya.

Di Fedde Velten Café Orvala bertemu kembali dengan Juno Aswanda (Ricky Harun) kekasihnya di masa lalu yang menghilang tanpa kabar berita.
Juno menginginkan Orvala kembali, meminta kesempatan kepada Orvala untuk kembali kepadanya.
Cinta segi tiga pun mulai muncul antara Orvala, Aruna dan Juno. Kehadiran Fidela ( Sheila Dara Aisya ) di Fedde Velten caffe sebagai sosok cinta Aruna di masa lalu menambah rumit permasalahan.
Orvala harus bisa memutuskan kepada siapakah hati akan diletakan, Aruna atau Juno? .


Rabu, 12 November 2014

Sebuah Catatan di balik film Catatan akhir kuliah part 1

Film dan aku.

Film buat aku adalah sebuah karya yang luar biasa, karena selain hiburan membuat gambaran kisah kisah yang ada di seluruh dunia. Sejak kecil aku sangat suka menonton film, sebelum aku mengenal bioskop.

Aku lahir di sebuh kabupaten kecil dengan nama Negara, tepatnya Hulu sungai selatan di provinsi Kalimantan selatan. Kota kecil yang berada dipedalaman, dari Banjarmasin harus menempuh sekitar 4 jam dengan angkotan yang sangat sederhana.( karena angkotannya mobil carry dengan penumpang yang penuh, dan hanya ada beberapa buah, dan lewat jam 4 sore sudah tidak ada  yang operasi ) . kota negara berada dipesisir sungai negara, Dan di negara ini dulu saat kecil ada bioskop, tapi buat warga setempat yang 99 % islam, bioskop adalah tempat yang haram dikunjungi. Maklum pada saat itu tahun 90 an film indonesia dipenuhi dengan film film mesum dan penuh dengan adegan ranjang, sehingga pada saat itu buat saya yang berusia 10 tahun sangat terlarang dan diharmkan.  Sehingga gedung bioskop yang pernah berjaya tahun 80an itu akhirnya sepi penonton, dan lambat laun sekitar tahun 94 biokop ini tutup dan akhirnya gedungnya rata dengan tanah. Dan aku tidak pernah masuk dan menonton film dibiokop tua sampai dengan gedung rata dengan tanah. Miris.

beruntunglah pada saat itu ada video, dan orang yang cukup kaya dikampung gue memilikinya. setiap ada hajatan orang kawin acara nobar dengan TV 29 Inci ( tabung jadul ) dan pemutar VHS ( sebelum VCD ) perangkat itu disewa. Film yang ditayangkan pun beragam, dari FILM Bang haji Rhoma Irama, Barry Prima, Warkop sampai ffilm Rano karno. Tentunya yang paling favorite adalah Film Warkop DKI, meskipun tidak pantes untuk di tonton usia aku pada saat itu, tapi kami tidak pernah dilarang untuk menonton Warkop.

Setiap minggu di rumah orang yang lumayan kaya dikampungku ini mengadakan nonton dengan hanya membayar Rp.100 untuk 1 film kami bisa menonton film bioskop dengan TV 29 dengan berbagai judul film yang sudah ditentukan empunya rumah. suka suka dia, mau komedi, action, drama, tergantung sedapatnya VHS yang juga sewa di sebuah rental video.

Pada saat itulah aku sangat menyukai nonton film, dan sampai saat ini aku masih sangat menyukainya. setiap aku menonton aku selalu kagum dan bahkan bertanya bagaimana membuatnya. tapi buat teman teman sepermainanku mereka hanya jawab kalau itu film adalah nyata dan bukan bohongan. bahkan buat mereka film bang haji itu benaran nyata begitu adanya, tanpa rekayasa ( naif sekali ). sebenarnya aku tidak terima dengan jawaban mereka, masa ada adegan pukul, tembakan, sampai adegan bang haji kehausan di sebuah padang pasir  ( aku lupa film apa ini, tapi disini si bang haji naik kuda ) itu benaran. tapi percuma debat kusir dengan mereka yang sangat mencintai idolanya tanpa berpikir logika. intinya   tidak ada jawaban yang benar saat aku bertanya bagaimana bikin film kepada orang orang sekampungku, mereka hanya jawab sekenanya karena mereka juga gak tahu.

sejak saat itulah aku sangat suka mencari tahu tentang bagaimana bikin film. tapi karena keterbatasan informasi dan buku buku mengenai film hal itu membuat aku lamban dan bahkan tidak tahu sama sekali
bagaimana bikin film( miris ).

Tapi beruntung pada saat aku sekolah Tingkat atas banyak film indonesia di produksi, salah satunya AADC yang sangat fenomenal. meskipun nonton di VCD bajakan dimana eding film di tulis karena si pembajak kayanya kehabisan kaset rekaman pada saat ngebajak di bioskop. Pada saat itu banyak buku buku film dibuat, dari skenarionya sampai dengan prosesnya. dari sanalah ketertarikanku untuk membuat skenario dengan belajar dari format format buku skenario jadi yang dicetak dari filmnya. 
Sejak lulus di tingkat akhir, aku memutuskan untuk hijrah ke jakarta. hanya dengan bermodal uang 4 juta, mesin TIK merek Brother dan nekat aku memutuskan untuk merantau. tujuanku kuliah di jakarta, dan bisa menjadi seorang penulis skenario film. semua orang kalau mendengar itu pasti ketawa, karena buat mereka itu bukan sebuah cita cita. tapi aku tidak peduli, aku memutuskan untuk kejakarta kalau bisa sekolah dibidang perfilman.

Ternyata hidup di jakarta tidaklah sesuatu yang mudah. selain ini tempat yang asing, aku juga tidak punya sanak keluarga di jakarta. Hanya dengan bantuan paman sahabatku yang menampungku beberapa hari di jakarta, aku mulai mengenal ibu kota yang kata orang lebih kejam dari ibu tiri. karena alasan takut merepotkan akhirnya aku memutuskan untuk pindah mencari tempat kost. Karena lokasi paman sahabatku itu di area condet, akupun mencari kost di area condet tepatnya di jalan ciliwung. karena hanya disana kost dapat murah meskipun hanya berukuran 2 X1,5 meter aku mulai mengadu nasib di jakarta.

Ternayta jakarta tidak seindah rencanaku yang sudah aku susun dengan matang di kampung. Pertama kali aku datang ke IKJ mau masuk sekolah film, tapi setelah melihat uang pendaftaran yang puluhan juta aku jadi meringis. menyedihkannya aku pikir uang masuk kuliah itu hanya beberapa juta, tidak pernah terpikirkan puluhan juta. aku pun mendatangi kampus yang bukan sekolah film tapi hasilnya sama, masih meringis melihat uang pendaftaran dan biaya semester.  saat iru aku merasa indonesia itu tidak adil, tidak adil buat aku yang miskin dan otak yang seadanya.

 mengingat modal yang aku bawa hanya 5 juta. ok sepertinya sekolah film memang tidak direstui tuhan, akhirnya aku memutuskan untuk sekolah yang dekat dengan dunia televisi, maka aku putuskan sekolah di STIKOM dengan jurusan periklanan, meskipun baru kuketahui kalau kampus ini baru berdiri 2 tahun dan belum memiliki alumni. Dan sekolahnya pun di roku lantai 3. ok mungkin kuliah di jakarta emang gini, karena lahan / tanah mahal makanya mereka hanya bangun kelas minimalis ( ini hanya menghibur diri ), karena bayanganku aku kuliah di kampus besar seperti UI. pada saat itu aku meniatkan uang 5 juta untuk bayar kuliah itu, kalau memang ditakdirkan jadi sarjana, maka uang ini akan berokah, tapi kalau tidak aku tidak pernah menyesal dan ikhlas. karena sebenarnya orang tua ku tidak setuju aku kuliah, apalagi di jakarta. dengan tidak direstuinya aku kuliah itulah maka tidak akan pernah ada uang jajan dan uang kuliah yang akan aku minta kepada mereka.

BERSAMBUNG bagian 2




Senin, 15 Juni 2009

Liem Swie King the Movie


Liem Swie King, had been made as a film
The badminton manias always know about Liem Swie King. He is a legend of badminton; handsome, powerful, hero and he has a king smash. This film is co memory about him. Arie Sihasale and Nia Zulkarnaen are really smart person. They make a new genre film in Indonesia, their film is a mixture of sport and children themes. It is a rare film, because badminton is never being as a genre film in Indonesia. People know that badminton is a trade mark of Indonesia.

“King” is a film and inspirited by Liem Swie King. This is not about story of Liem Swie King, but his soul and mind had been the base of this theme film. Yes, it is about the brave of King. There are three boys who love badminton. They have a badminton idol, Liem Swie King. The boys looking out a support from King to reach their goal and success live.

Nia and Arie have produce “Denias”, they are very smart to mix and blend Indonesian culture in a film. I wish this film will be a good quality film, and I hope people will appreciate it. I think it is an award for Liem Swie King who He is a hero of Badminton of Indonesia. I hope this film also can make support and motivate Indonesian Young man, especially about fighting and nationalism.

Wulan Guritno and Ario Wahab are employee in this scenes film. The producer makes some audition to find the boys talent. They scout talent in some badminton club, they want some boys just not only have a good acting but also have a good badminton skills. I wish this film can reach his success as Denias in the past, in film festival and also in the cinema. (Written by Adjie and Joe)